Iklan

DAFTAR WARTAWAN DISINI oleh redaksi investigasi
Sabtu, 03 Mei 2025, Mei 03, 2025 WIB
Last Updated 2025-05-03T02:15:17Z
BerampuBeritaa DairiDaerahHARDIKNASOwen Christofer SimanjuntakSMPN 1

Pendidikan dan Budaya Menyatu: SMP Negeri 1 Berampu Rayakan Hardiknas dan Perpisahan Siswa



Dairi, Investigasi.info -


Di bawah teriknya mentari pagi, suasana halaman SMP Negeri 1 Berampu dipenuhi semangat, haru, dan rasa bangga. Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)jumat 2/5/2025 dirangkai secara khidmat dan menyentuh, bertepatan dengan acara pelepasan siswa kelas IX yang akan segera menempuh Ujian Akhir Sekolah pada 14 Mei mendatang.


Dengan tema nasional “Partisipasi Semesta, Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua”, upacara dimulai tepat pukul 08.00 WIB dan dipimpin oleh Owen Christofer Simanjuntak, siswa kelas VIII yang menjabat sebagai pemimpin upacara. Bertindak sebagai pembina upacara ialah Kepala SMP Negeri 1 Berampu, Toman Simanjuntak, yang mengenakan seragam KORPRI lengkap dengan ulos Batak Toba sebagai simbol kehormatan budaya lokal.


Pidato Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia dibacakan dengan tegas dan penuh makna, menggema di tengah barisan siswa dan guru yang mengikuti jalannya upacara dengan penuh kekhidmatan selama hampir satu jam.


Usai upacara, suasana berubah menjadi lebih emosional ketika rangkaian acara pelepasan dan pemberangkatan siswa kelas IX dimulai. Dalam sambutannya, Ketua OSIS Gebry W. Siburian mengingatkan pentingnya peran organisasi siswa sebagai wadah pembinaan karakter dan kepemimpinan generasi muda, sejalan dengan Permendiknas No. 39 Tahun 2008.


Pentas seni pun turut mewarnai suasana. Penampilan tarian daerah seperti kreasi NTT, Marembas dari Karo, dan Cikala Le Pongpong dari Pakpak, menjadi bukti keberhasilan pendidikan seni dan pelestarian budaya yang dibina oleh guru seni, Mangasa Siringoringo, melalui kegiatan ekstrakurikuler rutin. Tarian-tarian ini disuguhkan oleh 15 siswa penari terpilih, menyampaikan pesan bahwa pendidikan tak hanya berhenti pada buku dan angka, tetapi juga pada ekspresi dan nilai budaya.


Sederet pantun yang dibawakan para siswa menjadi ungkapan hati yang tulus kepada para guru:

Lubang kecil namanya celah, cepat ditambal dengan batu merah. Sekian tahun kami bersekolah, maafkan jika sering membuat marah.

Pantun tersebut mencerminkan penghormatan dan rasa terima kasih atas segala bimbingan selama tiga tahun menempuh pendidikan.


Dalam sambutannya, Kepala Sekolah berpesan bahwa keberhasilan tak hanya ditentukan oleh nilai akademik, tetapi juga oleh semangat belajar dan karakter yang dibentuk selama proses pendidikan. Beliau mengutip tokoh pelopor pendidikan nasional, Ki Hadjar Dewantara: “Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” Nilai-nilai ini, katanya, harus tetap dipegang erat oleh para siswa ke manapun mereka melangkah.


Puncak dari kegiatan ini adalah doa bersama yang dipanjatkan oleh tim guru agama Islam, Katolik, dan Protestan. Dengan suasana yang khusyuk dan menyentuh, seluruh siswa kelas IX didoakan agar diberi kekuatan dan kelancaran menghadapi ujian akhir, sekaligus diberkati untuk menapaki jenjang pendidikan berikutnya.


Sebagai penutup, Kepala Sekolah dan seluruh dewan guru manortor bersama—sebuah simbol sukacita, kekompakan, dan restu bagi anak-anak didik yang akan segera melanjutkan perjalanan hidup mereka.


Momentum ini menjadi pengingat bahwa pendidikan adalah perjalanan suci, seperti yang diungkapkan Nelson Mandela: “Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia.” Dan hari ini, di SMP Negeri 1 Berampu, senjata itu ditempa dalam semangat, budaya, dan cinta yang tak lekang oleh waktu.




By : (c siahaan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar