Oleh: Clara Siahaan
Dairi,investigasi.info
Dalam dinamika pemerintahan lokal yang seringkali terjebak dalam logika pembangunan fisik semata, sosok Ir. Vickner Sinaga, Bupati Dairi, tampil membawa warna baru. Ia memperkenalkan paradigma pembangunan yang lebih holistik—berbasis pada manusia sebagai titik sentral. Di tengah kompleksitas tantangan daerah, Vickner menegaskan bahwa swasembada sumber daya manusia adalah fondasi utama menuju kemandirian dan kemajuan Kabupaten Dairi.
Pembangunan Berbasis Manusia sebagai Prioritas
Sebagai pemimpin daerah, Vickner tidak hanya mengejar target statistik dalam laporan pembangunan. Ia mengusung keyakinan bahwa pembangunan yang berkelanjutan hanya dapat dicapai ketika manusia diposisikan sebagai subjek sekaligus objek pembangunan. Maka dari itu, program-program strategis yang ia inisiasi selalu menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat—seperti akses terhadap pangan bergizi, listrik yang merata, dan air bersih yang mudah dijangkau.
Akses Air Bersih: Titik Tolak Menuju Kesejahteraan
Salah satu pencapaian nyata dari kepemimpinan Vickner Sinaga adalah pengadaan fasilitas air bersih di Desa Dolok Tolong, yang baru-baru ini diresmikan. Bagi masyarakat desa, infrastruktur ini bukan sekadar pemenuhan kebutuhan praktis, tetapi juga simbol keadilan sosial dan bukti komitmen pemimpin yang hadir hingga ke pelosok.
Namun, yang membuatnya lebih berkesan adalah bahwa komitmen Vickner terhadap pengadaan air bersih telah dimulai jauh sebelum ia duduk di kursi pemerintahan. Di Desa Parbuluan 3, ia secara pribadi membiayai pembangunan sumur bor untuk warga yang selama bertahun-tahun bergantung pada sumber air yang berjarak 5 kilometer, atau membeli air dengan harga mahal, Rp5.000 per jerigen. Sebuah angka yang memberatkan, terutama bagi keluarga prasejahtera.
Apa yang dilakukan Vickner bukanlah aksi karitatif semata, melainkan cerminan dari filosofi kepemimpinan yang dilandasi kepekaan sosial dan empati mendalam terhadap penderitaan masyarakat akar rumput. Saat ditanya oleh seorang wartawan SBN mengenai keyakinannya akan dukungan masyarakat, Vickner menjawab tenang:
> "Air adalah sumber kehidupan. Jika ini bermanfaat, mereka pasti akan mengenang siapa yang berupaya untuk pengadaan sumber air ini. Dan saya ikhlas buat masyarakat yang sangat membutuhkan."
Pernyataan ini bukan retorika politik, melainkan manifesto moral dari seorang pemimpin yang menempatkan pengabdian di atas ambisi.
Didampingi oleh Pendamping Setia
Di balik keteguhan langkah Vickner Sinaga, terdapat sosok istri yang senantiasa hadir dalam suka maupun duka, yaitu Ibu Rita Lintong Puspita Situmorang. Ia bukan hanya pendamping dalam seremoni dan kegiatan resmi, tetapi mitra sejati dalam perjuangan dan pelayanan masyarakat. Dalam setiap badai dan cobaan, Ibu Rita tampil dengan kesederhanaan dan keteguhan hati, menjadi penopang moral dan spiritual bagi sang bupati. Kehadirannya yang bersahaja memberi kekuatan tambahan bagi Vickner untuk terus berdiri tegak di tengah dinamika pemerintahan dan pelayanan publik.
Kapasitas Profesional dan Pengakuan Nasional
Sebelum menjabat sebagai Bupati, Vickner Sinaga telah membuktikan kapasitas dan integritasnya dalam level nasional sebagai Direktur PLN Wilayah Timur Indonesia—sebuah posisi strategis yang menuntut visi, kepemimpinan kuat, serta kepekaan terhadap pelayanan dasar masyarakat. Pengalaman tersebut menjadikannya bukan hanya birokrat tangguh, tetapi juga pemimpin yang mengenal denyut kebutuhan rakyat secara nyata.
Atas dedikasinya, Vickner dianugerahi tanda kehormatan Satyalancana oleh Presiden Bambang Susilo Bambang yudhoyono—sebuah pengakuan negara atas kontribusinya yang tulus dan nyata kepada bangsa, bahkan sebelum mengemban amanah di tingkat daerah.
Swasembada SDM: Visi Pembangunan Berkelanjutan
Konsep swasembada, yang selama ini identik dengan pangan atau energi, oleh Vickner diperluas menjadi swasembada sumber daya manusia. Ini berarti menciptakan masyarakat Dairi yang mandiri secara fisik, mental, sosial, dan intelektual. Ia meyakini bahwa masyarakat yang sehat, terdidik, dan memiliki akses infrastruktur dasar yang adil adalah prasyarat utama bagi daerah yang kuat dan maju.
Visi ini sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development) sebagaimana yang digaungkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa—bahwa tak seorang pun boleh tertinggal (leave no one behind). Dalam konteks Dairi, Vickner memastikan bahwa bahkan desa-desa terjauh tetap mendapatkan perhatian dan pelayanan yang layak.
Kepemimpinan yang Akan Dikenang Sepanjang Masa
Kepemimpinan Ir. Vickner Sinaga tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga berakar pada nilai dan nurani. Ia membangun bukan untuk dikenang, tetapi untuk memberi ruang hidup yang lebih bermartabat bagi rakyatnya. Namun pada akhirnya, justru karena ketulusan dan integritasnya, namanya akan tetap dikenang oleh masyarakat Dairi dan generasi penerus.
Di saat banyak pemimpin terjebak pada citra dan pencitraan, Vickner Sinaga membuktikan bahwa kepemimpinan yang tulus dan merakyat masih mungkin hadir di tengah masyarakat. Dan di setiap langkah perjuangannya, Ibu Rita Lintong Puspita Situmorang tak pernah lelah berjalan bersisian, menjelma sebagai tiang yang menopang dan cahaya yang menuntun.
Di tengah krisis kepercayaan terhadap pemimpin publik, kisah Vickner Sinaga adalah bukti bahwa harapan masih ada. Bahwa masih mungkin bagi seorang pemimpin daerah untuk mengabdi sepenuh hati, dengan hati nurani sebagai kompas utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar