Sidikalang, Investigasi.info -
Dalam rangka penguatan dan pengembangan Lembaga Penyediaan Layanan Pemberdayaan Perempuan (LPLPP), Dinas Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Dairi menggelar kegiatan strategis pada Jumat, 23 Mei 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah organisasi perempuan se-Kabupaten Dairi, serta menghadirkan HAPSARI (Himpunan Serikat Perempuan Indonesia) sebagai narasumber utama.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan yang diwakili oleh Kepala Bidang Perlindungan dan Upaya Kesejahteraan (PUJ), Dra. Elpinka Desima Hutapea, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Dairi dengan dukungan anggaran tahun 2025. Dalam sambutannya, Elpinka membacakan amanat pimpinan yang berhalangan hadir karena mengikuti agenda etos di pendopo. Ia menekankan pentingnya peningkatan kualitas hidup perempuan yang selama ini masih tertinggal dibanding laki-laki, meskipun perempuan menyumbang hampir separuh dari total penduduk nasional yang mencapai 281,6 juta jiwa.
Kegiatan dimulai dengan sesi ice breaking dan pengenalan organisasi yang melibatkan enam poin utama: nama dan lembaga, program pemberdayaan, jenis layanan, penerima manfaat, standar layanan, serta sumber pendanaan. Setiap organisasi peserta wajib memaparkan keenam aspek tersebut guna memetakan kapasitas dan layanan yang tersedia di tingkat lokal.
Hadir sebagai narasumber dari HAPSARI adalah Laili Zailani, SH; Dr. Devita Mesayu, SH, MH; dan Erwita Poetri Annisa. Mereka menilai bahwa perempuan Dairi menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam upaya pemberdayaan, namun masih diperlukan standardisasi layanan agar dampaknya lebih merata dan terukur.
"HAPSARI datang ke Dairi untuk melihat sejauh mana standar layanan pemberdayaan perempuan dijalankan oleh organisasi-organisasi lokal. Kami ingin mengajak para perempuan Dairi untuk terus maju dengan jati dirinya sendiri, baik dalam kepemimpinan, kewirausahaan, pendidikan, kesehatan, maupun pemenuhan hak-hak dasar perempuan," ungkap Laili Zailani.
Diskusi berlangsung dinamis dengan menggali makna pemberdayaan perempuan dalam kehidupan sehari-hari serta mengidentifikasi tantangan yang masih dihadapi, seperti kesenjangan akses informasi, keterbatasan ekonomi, hingga stereotip budaya. Para peserta juga diajak untuk merumuskan strategi peningkatan peran perempuan dalam pembangunan masyarakat secara lebih partisipatif dan berkelanjutan.
Melalui kegiatan ini, diharapkan terjadi sinergi antar lembaga dalam memperkuat kapasitas organisasi perempuan, sekaligus menjadi langkah konkret menuju keadilan dan kesetaraan gender di Kabupaten Dairi.
Acara diakhiri dengan joget kewer kewer sebagai bentuk ke ersamaan dan kegembiraan peserta dan pe.bi a kegiatan.
Kabiro (clara.s)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar