Sibolga, Investigasi.info -
Sejumlah nelayan tradisional, (Penjaring) Kepiting Sibolga/tapteng/Sumatra Utara, mengeluhkan keberadaan kapal pukat trawl yang kini semakin bebas beroperasi di zona tangkap nelayan kecil. Keresahan itu juga disampaikan oleh Josi Zai saat disambangi media Investigasi Info, kawasan tangkahan ikan di jalan Baru Sibolga,Sabtu (10/5/25).
Josi mengatakan, kegiatan Pukat Trawl akhir - akhir ini sangat meresahkan nelayan kecil dan membuat penghasilan nelayan kecil sampai ke titik terendah, sehingga nelayan kecil pulang tanpa ada membawa hasil.
"Semakin menjadi - jadi kegiatan mereka, ratusan lebih kapal pukat trawl beroperasi dipinggiran. Berhari - hari kami melaut namun hasilnya tidak ada, gak dapat ikan lagi" ujar Josi ketus.
Josi yang merupakan tekong kapal penjaring kepiting ini menjelaskan, selain merusak ekosistem laut, kapal pukat trawl yang beroperasi di kawasan pinggir pantai ujarnya sangat berdampak pada minimnya hasil tangkap nelayan kecil.
"Kemudian Josi mengatakan, kapal pukat trawl dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang dan habitat ikan,"ungkapnya.
Ditempat terpisah, nelayan tradisional lainnya Basirun Gulo menyampaikan, pukat trawl juga merusak alat tangkap atau jaring mereka. Dirinya menyebut beberapa bulan terakhir ini, puluhan jaring nelayan rusak akibat dari pukat trawl.
"Jaring kami 2 set yang hancur, kejadiannya kurang lebih 1minggu lalu. Sampai sekarang gak ada tanggungjawab atau ganti rugi dari pemilik kapal pukat trawl, begitu juga jaring kawan-kawan lain juga banyak yang rusak akibat kegiatan dari Pukat Trawl," ungkap Basirun.
Ditanyai soal apakah mereka pernah mengadukan maraknya pukat trawl ke aparat terkait, mereka mengaku pesimis pada aparat terkait karena tetap tidak ada tindak lanjutnya.
"Gak ada gunanya bang, karena kami tahu permainan dilapangan ini, tidak ada gunanya bang. Karena kalau mereka, seperti KKP, Kepolisian atau Angkatan Laut memang mau memberantas pukat trawl ini, udah dari dulu di tindak bang, bukti video sama kita lengkapnya, gak digubris," ungkapnya.
Sementara itu, nelayan (Penjaring) kepiting Sibolga yang dijumpai oleh beberapa wartawan di lokasi mengatakan, akan terus berjuang untuk menghentikan ilegal fishing di perairan laut pantai barat Sumatera Utara ini.
"Jangan salahkan kami jika suatu saat nanti kami bertindak diluar kendali, seperti tahun-tahun lalu," ujar para nelayan geram.
Di harapkan kepada Bapak Prabowo segera mengambil tindakan tegas agar pukat trawl segera diberantas, sebelum kami bertindak di luar kendali.
By : ( Arzaq Khair )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar