Investigasi.info -
Konten karakter anomali di internet seperti Tung Tung Tung Sahur atau Ballerina Cappuccina, saat ini makin digemari anak-anak. Terlalu sering menonton konten meme anomali ini disebut-sebut bisa menyebabkan pembusukan otak alias brain rot.
Namun, ternyata meme anomali tidak selamanya buruk untuk anak-anak, jika ditonton di bawah pengawasan orangtua. Menurut psikolog klinis anak dan remaja dari Layanan Psikologi JEDA di Bandar Lampung, Nanda Erfani Saputri, M.Psi., orangtua bisa memanfaatkannya untuk membantu menstimulasi anak. “Bisa menciptakan peluang untuk stimulasi. Kita ajak anak tebak-tebakan, misalnya ini apa dan apa,” terang dia saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/7/2025).
Pengawasan dari orangtua sangat penting, sebab sebagian besar konten meme anomali memiliki narasi yang tidak cocok untuk konsumsi anak karena mencakup hal-hal seperti perselingkuhan, pembunuhan, dan berbau seksual.
Nanda mengingatkan bahwa orangtua perlu melakukan screening terhadap konten meme anomali sebelum mengizinkan anak untuk menontonnya. Namun, akan lebih baik lagi jika orangtua menemani anak menonton.
Tanpa pendampingan orangtua dikhawatirkan akan membuat anak kesulitan membangun nalar dan mengembangkan kemampuan berpikir logis saat melihat karakter anomali tersebut. Orangtua juga bisa mengembangkan komunikasi dengan anak untuk merangsang kemampuan berpikir kritis anak.
“Mencari apa hal yang enggak rasional dari sini, ‘Masa hiu punya kaki? Hiu pakai sepatu? Gajah aslinya kayak bagaimana?’,” tutur Nanda.
Anak juga bisa diajak berpikir seperti apa bentuk asli dari karater itu. Misalnya, anak paham bahwa bentuk asli Tung Tung Tung Sahur adalah pentungan. Untuk Ballerina Cappuccina, bentuk aslinya adalah sosok ballerina dan cangkir berisi kopi.
“Di satu sisi, memang ada ancaman dari konten meme anomali. Cuma orangtua enggak bisa benar-benar membuat anak steril dan enggak tahu sama sekali. Di rumah mungkin enggak tahu, tapi di sekolah tahu dari teman-temannya,” jelas Nanda.
Penguasaan teknologi digital memang sebuah keharusan dalam dunia yang semakin cepat berubah saat ini. Namun, perkembangan mental, emosional, dan otak anak juga perlu diperhatikan. Mencapai keseimbangan di antara kedua hal tersebut membutuhkan kebijaksanaan dan ketegasan orangtua.
Sumber : Berita1.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar