Nagur, Serdang Bedagai Investigasi.info -
Pagi yang seharusnya biasa berubah menjadi kepanikan luar biasa di Dusun 2, Desa Nagur, Kecamatan Tanjung Beringin, Sabtu (19/7/2025). Jeritan histeris membahana di sekitar jembatan Titi Nagur, menyusul insiden mengerikan yang hampir merenggut nyawa seorang ibu muda bernama Neli.
Wanita berusia 28 tahun itu baru saja mengantar anaknya sekolah ke Pematang Kuala. Seperti biasa, ia melintasi jembatan Titi Nagur—satu-satunya akses penghubung warga ke pusat aktivitas pendidikan, ekonomi, dan sosial. Sayangnya, jembatan yang telah lama dikeluhkan warga karena rusak parah itu kembali memakan korban.
Truk Kayu Mundur Tak Terkendali
Insiden bermula ketika Neli beriringan dengan sebuah truk pengangkut kayu yang juga melintasi jembatan. Saat mendaki tanjakan pendek jembatan yang permukaannya sudah bergelombang dan licin, truk tersebut mendadak kehilangan tenaga. Rem tak mampu menahan beban, dan kendaraan berat itu pun mundur dengan cepat tanpa kendali.
Neli, yang berada persis di belakang truk, tak punya ruang untuk bermanuver. Dalam situasi genting itu, sepeda motor Yamaha NMAX miliknya menjadi satu-satunya penghalang antara dirinya dan maut. Motor ringsek parah akibat benturan keras, sementara tubuh Neli terpental dan mengalami luka-luka ringan di tangan dan kakinya.
Bom Waktu yang Terabaikan
Warga sekitar yang menyaksikan kejadian itu sontak berhamburan ke lokasi. Beberapa berupaya menolong, sementara yang lain berteriak panik. Bukan tanpa alasan, jembatan Titi Nagur sudah lama jadi sumber ketakutan bagi masyarakat.
"Setiap hari ada saja kejadian. Motor jatuh, truk terguling, bahkan pernah mobil masuk ke jurang karena pinggiran jembatan amblas," keluh Zulfikar, tokoh masyarakat setempat.
Warga mengaku telah berkali-kali melaporkan kondisi jembatan kepada pemerintah desa hingga kabupaten. Namun, hingga kini, belum ada tindakan berarti. "Yang datang hanya survey, foto-foto, terus hilang begitu saja. Sementara jembatan makin hancur," tambahnya dengan nada kecewa.
Tuntutan Warga: Jangan Tunggu Ada Korban Jiwa
Insiden yang dialami Neli menjadi pemantik kemarahan warga. Mereka menggelar pertemuan darurat dan sepakat akan menggelar aksi damai jika tidak ada respon dari pemerintah dalam waktu dekat. Mereka menilai jembatan Titi Nagur kini bukan sekadar rusak, tetapi sudah menjadi "bom waktu" yang siap meledak dan merenggut korban jiwa.
"Kami tak mau hanya jadi berita duka. Jangan tunggu ada peti mati baru diperbaiki!" tegas Maimunah, ibu rumah tangga yang ikut menyaksikan kejadian.
Harapan Terakhir masyarakat mohon Perhatian Pemerintah Daerah dan Pusat
Jembatan Titi Nagur merupakan jalur utama yang dilalui ratusan warga setiap harinya—dari anak sekolah, pedagang, petani hingga kendaraan pengangkut hasil bumi. Jika jembatan ini putus total, akan terjadi lumpuhnya akses vital di daerah pesisir Serdang Bedagai.
Melalui media ini, masyarakat Nagur meminta perhatian serius dari Bupati Serdang Bedagai dan dinas terkait, termasuk Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, agar segera melakukan renovasi atau pembangunan ulang jembatan.
Catatan Infrastruktur Adalah Hak Dasar
Insiden di Titi Nagur adalah contoh nyata dari dampak buruk pembiaran infrastruktur yang rusak. Di era di mana pemerintah menggelontorkan triliunan rupiah untuk pembangunan, nasib jembatan rusak seperti Titi Nagur tak boleh lagi terabaikan. Warga punya hak atas infrastruktur yang aman, layak, dan manusiawi.
BY. ,(RN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar