Batam, investigasi.info —Penanganan sampah di Kota Batam kembali menjadi sorotan setelah sejumlah pemerhati lingkungan dan warga menilai bahwa pengelolaan sampah di kota industri ini belum menunjukkan perubahan signifikan. Di tengah pertumbuhan Batam yang begitu cepat, berbagai persoalan sampah justru dinilai tak kunjung ditangani secara komprehensif.
Di bawah kepemimpinan Wakil Wali Kota Batam sekaligus Ketua BP Batam saat itu, Amsakar Achmad, serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup Batam, Li Claudia Chandra, pengelolaan sampah dinilai belum mencapai standar kota besar yang modern. Berbagai persoalan klasik seperti pemilahan sampah dari sumber, optimalisasi TPS3R, hingga penanganan TPA Punggur yang semakin padat dinilai masih belum mendapat terobosan berarti.
Sejumlah aktivis lingkungan menilai bahwa Batam memiliki kapasitas anggaran, infrastruktur, dan sumber daya yang jauh lebih besar dibanding banyak daerah lain, tetapi belum mampu menciptakan sistem pengelolaan sampah yang progresif. “Dengan status sebagai kota industri, Batam seharusnya menjadi contoh, bukan justru tertinggal,” ujar salah satu pemerhati kebijakan lingkungan.
Kondisi ini semakin terlihat kontras ketika dibandingkan dengan Kabupaten Banyumas di Jawa Tengah, yang dalam beberapa tahun terakhir berhasil menjadi salah satu daerah dengan pengelolaan sampah terbaik. Banyumas menerapkan pemilahan sampah dari sumber, memperkuat TPS3R, mengembangkan bank sampah di berbagai desa, dan membangun ekosistem circular economy yang melibatkan masyarakat secara menyeluruh.
Model Banyumas menunjukkan bahwa keberhasilan tidak semata bergantung pada anggaran, tetapi pada strategi, keberanian mengambil kebijakan inovatif, serta pelibatan publik yang kuat. Di sisi itulah, sejumlah pihak menilai Batam belum tampil maksimal di bawah kepemimpinan saat ini.
Transformasi sistem pengelolaan sampah disebut hanya dapat berjalan jika ada perubahan paradigma, dari sekadar penanganan teknis menjadi pembangunan ekosistem pengelolaan yang modern, terintegrasi, berbasis teknologi, dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Pengamat menilai bahwa Batam perlu meniru langkah-langkah Banyumas sebagai langkah cepat dan strategis. Sebab, pengelolaan sampah bukan hanya soal estetika, tetapi berpengaruh pada kesehatan warga, daya tarik investasi, hingga reputasi Batam sebagai kota modern.
Dengan berbagai catatan tersebut, seruan agar Batam melakukan evaluasi dan pembenahan menyeluruh di sektor persampahan semakin menguat. Banyak pihak menilai bahwa belajar dari Banyumas bukan hanya rekomendasi, tetapi kebutuhan mendesak demi terciptanya kota yang bersih, sehat, dan berdaya saing.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar