Iklan

DAFTAR WARTAWAN DISINI oleh redaksi investigasi
Minggu, 07 Desember 2025, Desember 07, 2025 WIB
Last Updated 2025-12-07T07:13:27Z
Antrean BBM mengular

Krisis BBM di Dairi: 8.000 Liter Ludes dalam Tiga Jam, Antrian Mengular, Imbas Stabilitas Ekonomi Mikro

 Krisis BBM di Dairi: 8.000 Liter Ludes dalam Tiga Jam, Antrian Mengular, Imbas Stabilitas Ekonomi Mikro




SIDIKALANG/investigasi.info

Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Dairi memasuki fase krisis yang semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan pantauan lapangan, sebanyak 8.000 liter BBM di SPBU Singamaraja , Batang Beruh, habis hanya dalam tiga jam, tepatnya sejak SPBU dibuka pada pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB, Minggu pagi (7/12/2025).

Fenomena ini memicu antrean kendaraan yang mengular hingga beberapa kilometer, melibatkan ratusan mobil dan sepeda motor. Sejumlah warga bahkan menginap di sekitar SPBU untuk mengamankan posisi antrean. Situasi ini menandakan adanya anomali pasokan dan berpotensi menjadi indikasi ketidakseimbangan serius dalam rantai distribusi energi di wilayah tersebut.

Hasil penelusuran di lapangan menunjukkan dampak nyata terhadap pelaku ekonomi skala mikro. Banyak pedagang kecil, kurir, dan pengusaha rumahan mengeluhkan terganggunya aktivitas usaha akibat keterlambatan suplai BBM.


Seorang pedagang sayur yang menggunakan sepeda motor mengatakan bahwa ia kehilangan waktu produktif lebih dari 6 jam hanya untuk mengantre. Kondisi ini berpotensi menyebabkan penurunan pendapatan harian hingga 40–60 persen, suatu angka signifikan bagi kelompok ekonomi rentan.


Menurut analisis ekonomi mikro, hambatan mobilitas seperti ini dapat menciptakan shock ekonomi pada sektor informal dan berimplikasi pada inflasi tingkat lokal, terutama untuk komoditas yang memerlukan distribusi cepat.

Tingginya volume kendaraan dan minimnya pengaturan lalu lintas di titik distribusi menyebabkan beberapa kali terjadi cekcok dan ketegangan antar-pengendara. Masyarakat mengaku saling senggol tidak dapat dihindarkan karena padatnya jalur antre,antrean ini sudah mencapai mulai dari tanggsl 29 sampai saat ini minggu 7/12/2025


Dalam konteks sosial-ekologis, situasi ini termasuk dalam kategori stress population phenomenon, yakni kondisi tekanan sosial akibat kebutuhan komunal yang tidak terpenuhi secara memadai.

Tim investigasi menemukan temuan lain yang mengkhawatirkan: adanya penjualan BBM secara ilegal di tingkat eceran gelap dengan harga mencapai Rp25.000 per liter. Kelangkaan pasokan di SPBU mendorong sebagian oknum memanfaatkan situasi untuk memperoleh keuntungan berlipat.


Dalam studi ekonomi energi, kondisi seperti ini disebut market distortion atau distorsi pasar, yang biasanya terjadi ketika harga resmi tidak dapat memenuhi permintaan publik, sehingga celah pasar gelap menjadi semakin lebar.


Fenomena ini juga mengindikasikan kemungkinan adanya kebocoran distribusi atau penarikan BBM oleh pihak tidak resmi sebelum mencapai SPBU.


Antrean panjang tidak hanya memengaruhi aspek ekonomi, tetapi juga berdampak pada aktivitas sosial dan keagamaan. Banyak warga terlihat menahan lapar berjam-jam, duduk di tepi jalan dengan kondisi kelelahan sambil menunggu giliran.


Bagi umat Kristiani, kelangkaan BBM kali ini bahkan menyebabkan sebagian dari mereka terpaksa melewatkan ibadah Minggu, sebuah dampak sosial yang menunjukkan betapa krisis ini telah mengganggu ritme kehidupan sehari-hari.



Kondisi kelangkaan yang berulang ini menunjukkan perlunya

Audit distribusi BBM di tingkat SPBU dan depo penyaluran,

Penegakan hukum terhadap praktik penjualan ilegal,

Penambahan suplai darurat di wilayah yang terdampak antrian ekstrem,

Manajemen antrean dan pengawasan oleh aparat untuk mencegah konflik sosial,

Selain itu, perlu dilakukan kajian mendalam untuk memastikan ada atau tidaknya penyimpangan distribusi, baik pada tingkat agen, transporter, maupun SPBU.


Jika tidak ditangani segera, krisis ini dikhawatirkan dapat berkembang menjadi gangguan sistemik terhadap roda ekonomi daerah, terutama sektor informal yang sangat bergantung pada transportasi berbasis BBM.

(Cs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar