Iklan

DAFTAR WARTAWAN DISINI oleh redaksi investigasi
Redaksi Investigasi
Senin, 21 Juli 2025, Juli 21, 2025 WIB
Last Updated 2025-07-21T07:48:11Z
EkonomiHarga Minyak Dunia Tetap StabilInvestor Menanti Efek SanksiJakartaMinyakNasionalRusiaUni Eropa

Minyak Global Masih Stabil, Investor Waspadai Efek Sanksi Terbaru ke Rusia



Jakarta, Investigasi.info -


Harga minyak mentah dunia nyaris tidak berubah pada perdagangan Senin (21/7), di tengah perhatian investor terhadap sanksi baru Uni Eropa terhadap Rusia.



Selain itu, pergerakan minyak hari ini dipengaruhi peningkatan produksi dari negara-negara Timur Tengah, serta kekhawatiran terhadap permintaan bahan bakar global akibat perlambatan ekonomi.



Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent naik tipis 5 sen menjadi US$69,33 per barel. Senada, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2 sen menjadi US$67,36 per barel, setelah menguat 0,30 persen di sesi sebelumnya.


Jumat lalu, Uni Eropa menyetujui paket sanksi ke-18 terhadap Rusia akibat perang di Ukraina. Sanksi tersebut juga menyasar Nayara Energy, perusahaan asal India yang mengekspor produk minyak hasil olahan dari minyak mentah Rusia.


Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyatakan Rusia telah membangun ketahanan terhadap sanksi Barat. Sementara itu, Rosneft, perusahaan minyak terbesar Rusia yang memiliki saham di Nayara, menyebut sanksi tersebut tidak adil dan ilegal, serta mengancam keamanan energi India.


Di sisi lain, Iran yang juga merupakan produsen minyak yang terkena sanksi, dijadwalkan menggelar perundingan nuklir dengan Inggris, Prancis, dan Jerman di Istanbul pada Jumat mendatang.


Ketiga negara Eropa sebelumnya memperingatkan bahwa kegagalan melanjutkan negosiasi akan memicu diberlakukannya kembali sanksi internasional terhadap Iran.


Dari Amerika Serikat, jumlah rig minyak yang beroperasi turun sebanyak dua unit menjadi 422 rig pada pekan lalu, menurut data Baker Hughes. Ini merupakan jumlah terendah sejak September 2021.


Sementara itu, tarif impor Amerika Serikat terhadap produk dari Uni Eropa dijadwalkan mulai berlaku pada 1 Agustus. Namun, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyatakan optimisme bahwa kesepakatan dagang dengan blok tersebut dapat segera tercapai.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar