Iklan

DAFTAR WARTAWAN DISINI oleh redaksi investigasi
Jumat, 31 Oktober 2025, Oktober 31, 2025 WIB
Last Updated 2025-10-31T07:46:11Z
feny manurungLisken angkat

Sendratari “Meraleng Tendi” Karya Dairi Ethnic Bikin Penonton Menangis Haru di Penutupan Pesta Njuah-juah 2025

 Sendratari “Meraleng Tendi” Karya Dairi Ethnic Bikin Penonton Menangis Haru di Penutupan Pesta Njuah-juah 2025




Dairi – investigasi.info

Air mata haru mengiringi penutupan Pesta Budaya Njuah-juah 2025 di Gedung Nasional Djauli Manik, Sidikalang, Kamis (30/10/2025). Momen penuh emosi itu lahir dari penampilan memukau Sanggar Tari Dairi Ethnic yang menampilkan sendratari berjudul “Meraleng Tendi”, sebuah kisah menggetarkan tentang kasih sayang seorang ibu dan anak yang sarat pesan moral, pengorbanan, dan nilai-nilai budaya Pakpak.



Pertunjukan berdurasi sekitar 47 menit tersebut sukses menyihir ribuan penonton yang memadati gedung. Setiap gerak lembut, ekspresi mendalam, dan iringan musik tradisional yang mengalun penuh harmoni membawa penonton larut dalam suasana haru. Tak sedikit dari mereka yang meneteskan air mata, terbawa oleh kekuatan cerita yang begitu menyentuh.


> “Cerita ini menggambarkan kasih ibu yang tidak pernah pudar, bahkan di tengah penderitaan dan keterbatasan. Kami ingin pesan moralnya menyentuh hati semua orang, terutama generasi muda agar lebih menghargai orang tua dan mencintai budaya sendiri,” ujar Lisken Angkat, pimpinan Sanggar Tari Dairi Ethnic, usai pementasan.




Lisken dikenal sebagai sosok yang konsisten dan berdedikasi tinggi dalam dunia seni tari. Di bawah arahannya, Sanggar Dairi Ethnic terus menorehkan prestasi membanggakan. Tahun lalu, sanggar ini meraih Juara 1 Lomba Sendratari LKP, dan dua tahun sebelumnya juga sukses besar melalui karya berjudul “Si Berru Letto” yang mendapat apresiasi luas dari para juri dan penonton.


Sorotan penonton malam itu juga tertuju pada Feny Manurung, pemeran utama dalam “Meraleng Tendi”. Aktingnya yang kuat dan penuh penghayatan berhasil menghidupkan karakter dengan sempurna. Gerak tubuhnya yang anggun berpadu dengan ekspresi emosional membuat penonton seolah ikut merasakan duka dan cinta yang tergambar dalam cerita.


Feny bukan wajah baru di dunia seni pertunjukan. Sejak duduk di bangku SMP, ia telah aktif di berbagai pementasan besar seperti “Warna Danau” di Jakarta, Parapat, Medan, dan Sumatera Barat. Sebelumnya, ia juga menjadi pemeran utama dalam karya terkenal seperti “Natampuk Emas”, “Tagandera”, dan “Si Berru Letto”. Kini, meski sibuk bekerja di Perumda Pembangunan Daerah Sidikalang, Feny tetap setia menekuni panggilan jiwanya di dunia seni tari dan teater.


Keberhasilan Sanggar Dairi Ethnic dalam menampilkan sendratari yang sarat makna ini menjadi bukti nyata bahwa seni daerah memiliki kekuatan besar dalam menyatukan masyarakat, menginspirasi generasi muda, serta menjaga warisan budaya tak benda agar tidak hilang ditelan zaman.


> “Melalui sendratari seperti ini, kita tidak hanya menyaksikan pertunjukan seni, tetapi juga belajar tentang nilai kehidupan dan jati diri sebagai orang Dairi,” ungkap salah seorang penonton yang tampak masih terharu.


Atas dedikasinya yang tinggi, Lisken Angkat selaku pemilik sanggar, pelatih, sekaligus koreografer turut menerima apresiasi dan pujian. Ia dianggap telah menjadi sosok penting dalam menjaga dan mengembangkan seni tari tradisional di Kabupaten Dairi.


Bagi masyarakat yang belum sempat menyaksikan langsung penampilan “Meraleng Tendi”, video lengkapnya dapat disaksikan melalui akun resmi Facebook Disbudparpora Dairi, tempat kisah mengharukan ini diunggah untuk publik.


Penampilan Dairi Ethnic menutup rangkaian Pesta Njuah-juah 2025 dengan gemuruh tepuk tangan panjang dari penonton—sebuah penghormatan atas kerja keras para seniman muda Dairi yang telah membuktikan bahwa budaya bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi roh yang menghidupkan semangat Dairi Tangguh.(clara.s )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar