Jakarta, investigasi.info— Jagat media sosial dihebohkan oleh beredarnya unggahan yang menyoroti pengangkatan seorang DJ sekaligus model majalah dewasa, Ayu Aulia, sebagai Staf Khusus Tim Kreatif Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemenhan RI). Unggahan tersebut memicu gelombang kritik, sindiran, hingga perdebatan tajam di ruang publik.
Dalam unggahan yang viral, publik mempertanyakan dasar kompetensi dan urgensi pengangkatan figur publik berlatar belakang hiburan ke dalam struktur staf khusus di kementerian strategis yang berkaitan langsung dengan pertahanan negara. Narasi bernada kritik menyebut pengangkatan tersebut dinilai “tidak sensitif” terhadap prinsip profesionalisme dan meritokrasi dalam birokrasi pemerintahan.
Sejumlah warganet menilai, posisi staf khusus seharusnya diisi oleh figur yang memiliki kapasitas, rekam jejak, serta keahlian relevan di bidang pertahanan, komunikasi strategis, kebijakan publik, atau keamanan nasional. Kritik juga mengarah pada kekhawatiran bahwa pengangkatan tersebut berpotensi mereduksi kepercayaan publik terhadap institusi negara.
“Negara ini punya banyak sumber daya manusia yang kompeten. Wajar jika publik bertanya, apa dasar pertimbangan pengangkatan tersebut,” tulis salah satu warganet dalam kolom komentar unggahan yang beredar luas.
Di sisi lain, sebagian pihak mencoba melihat pengangkatan tersebut dari perspektif strategi komunikasi kreatif, dengan asumsi bahwa figur publik memiliki jangkauan audiens luas di media sosial. Namun demikian, absennya penjelasan resmi yang komprehensif dari pihak Kementerian Pertahanan justru memperbesar ruang spekulasi.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari Kementerian Pertahanan RI terkait tugas, fungsi, ruang lingkup kerja, serta indikator kompetensi yang melatarbelakangi pengangkatan tersebut. Awak media masih berupaya menghubungi pihak Kemenhan untuk memperoleh klarifikasi guna menjaga pemberitaan yang berimbang.
Polemik ini kembali mengingatkan pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan prinsip meritokrasi dalam setiap pengangkatan pejabat, termasuk staf khusus, terutama di kementerian strategis yang menyangkut kepentingan nasional.
Publik kini menanti penjelasan resmi pemerintah: apakah pengangkatan tersebut murni berbasis kebutuhan profesional, atau sekadar strategi pencitraan yang berisiko menimbulkan kontroversi berkepanjangan.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar