Investigasi Info, Kerinci - Sejarah bukan sekadar deretan peristiwa masa lalu, melainkan kesadaran kolektif yang membentuk watak dan arah perjalanan bangsa. Dalam peringatan Hari Sejarah Nasional, 14 Desember 2025, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Kerinci memaknai sejarah sebagai sumber kebijaksanaan yang menuntun langkah bangsa di tengah dinamika zaman.
Bangsa yang kehilangan kesadaran sejarah akan mudah terombang-ambing oleh perubahan. Sebaliknya, bangsa yang memahami sejarah secara jujur dan utuh akan memiliki keteguhan moral serta keberanian menentukan masa depannya sendiri. Pesan Bung Karno “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah” dimaknai sebagai panggilan etis agar setiap langkah perjuangan dan pembangunan tetap berpijak pada nilai kemanusiaan, persatuan, dan keadilan sosial.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kerinci, Edison, S.H., menegaskan bahwa sejarah harus hidup dalam tindakan nyata, bukan berhenti sebagai wacana.
> “Sejarah perjuangan bangsa mengajarkan kita tentang keberanian, pengorbanan, dan keberpihakan kepada rakyat. Nilai-nilai itulah yang harus terus diwujudkan dalam kerja politik dan pengabdian kepada masyarakat,” ujar Edison.
Sementara itu, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kerinci, Joni Efendi, M.M., menekankan bahwa sejarah berfungsi sebagai cermin moral bagi bangsa.
> “Dengan kesadaran sejarah, kita tidak sekadar mengenang masa lalu, tetapi menyiapkan masa depan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan semangat gotong royong,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Hari Sejarah Nasional menjadi momentum penting untuk menumbuhkan kesadaran kebangsaan, khususnya di kalangan generasi muda, agar kemajuan tidak tercerabut dari akar perjuangan para pendiri bangsa.
Melalui peringatan ini, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kerinci meneguhkan komitmennya untuk terus menjaga api sejarah bangsa, menjadikannya sebagai sumber kebijaksanaan dan pijakan ideologis dalam memperjuangkan Indonesia yang berdaulat, adil, dan bermartabat.*IE*

Tidak ada komentar:
Posting Komentar