Pasar "Balai Senayan" menjadi tujuan utama bagi penduduk di Kecamatan Siulak dan Siulak Mukai untuk memenuhi kebutuhan harian, mulai dari beras, sayur-mayur, lauk-pauk, hingga peralatan rumah tangga. Tingginya animo ini menarik pelaku usaha dari luar Kerinci.
Pedagang ikan segar dari Kabupaten Pesisir Selatan, Buyung, mengungkapkan bahwa permintaan tinggi ikan laut di Kerinci membuat perjalanan jauh sepadan, dengan harga jual yang diklaim lebih baik.
"Setiap Senin saya rutin membawa ikan laut segar dari Pessel ke sini. Harganya juga lebih bagus di sini," ujarnya saat ditemui (15/12).
Pengakuan serupa datang dari Ujang, pedagang hasil bumi dari Kabupaten Solok Selatan, yang menyebut perputaran barang di pasar ini sangat cepat.
"Saya membawa hasil tani seperti cabai dan bawang dalam jumlah besar, alhamdulillah perputarannya cepat dan seringkali habis sebelum siang hari," tutur Ujang.
Sementara itu, Siti, pedagang peralatan rumah tangga dari Kabupaten Merangin, menegaskan bahwa pasar mingguan ini merupakan alternatif utama bagi warga desa untuk berbelanja kebutuhan rumah tangga secara komprehensif, menciptakan potensi pasar yang stabil bagi pedagang luar daerah.
Selain menjadi pusat kegiatan masyarakat, Pasar Balai Senayan tercatat sebagai salah satu sumber penguat Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup signifikan bagi Kabupaten Kerinci. Pemasukan ini ditarik dari sejumlah sektor retribusi resmi, yakni retribusi pelayanan kebersihan (persampahan), retribusi pelayanan pasar (sewa lapak), dan retribusi parkir kendaraan.
Dalam pantauan di lapangan pada 15 Desember 2025, ditemukan bahwa Toko Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang telah diresmikan oleh Gubernur Jambi, Dr. Al Haris S.Sos M.Si, beberapa bulan sebelumnya, tidak dibuka.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan, terutama karena toko tersebut seharusnya berperan penting dalam stabilisasi harga di pasar vital ini. Menurut keterangan salah seorang warga setempat, operasional Toko TPID sangat minim.
"Toko ini dibuka hanya pada saat ada kunjungan Bapak Bupati dan Pejabat Dinas," tutup warga tersebut, mengindikasikan bahwa fungsi Toko TPID sebagai instrumen pengendali harga belum berjalan optimal dan konsisten. *wnd*
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan, terutama karena toko tersebut seharusnya berperan penting dalam stabilisasi harga di pasar vital ini. Menurut keterangan salah seorang warga setempat, operasional Toko TPID sangat minim.
"Toko ini dibuka hanya pada saat ada kunjungan Bapak Bupati dan Pejabat Dinas," tutup warga tersebut, mengindikasikan bahwa fungsi Toko TPID sebagai instrumen pengendali harga belum berjalan optimal dan konsisten. *wnd*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar