Dairi, Investigasi.info -
Perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini telah membawa perubahan besar dalam gaya hidup masyarakat. Kemudahan, kecepatan, dan efisiensi menjadi nilai utama dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Melalui aplikasi yang tersedia di dalam gawai atau telepon genggam, hampir semua kebutuhan dapat terpenuhi hanya dalam genggaman. Mulai dari akses informasi, layanan antar makanan, belanja daring, hingga layanan keuangan digital.
Namun, kemajuan teknologi tak selamanya membawa dampak positif. Di balik kenyamanan yang ditawarkan, teknologi juga membuka celah bagi munculnya tindakan manipulatif oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Ibarat pisau bermata dua, kemajuan ini juga menjadi alat kejahatan digital yang kian meresahkan.
Salah satu kejahatan yang kini menjadi perhatian serius adalah praktik penipuan online. Para pelaku kejahatan siber memanfaatkan teknologi digital untuk menyamar sebagai entitas terpercaya, seperti perusahaan e-commerce terkemuka, perbankan, lembaga pemerintahan, atau penyedia layanan digital lainnya, demi memancing korban.
"Pelaku penipuan online biasanya sangat meyakinkan. Mereka menyasar kelemahan emosional dan kelengahan pengguna. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk terus meningkatkan literasi digital agar tidak mudah menjadi korban,"ucap AKP Rismanto .J.Purba saat komunikasi dengan investigasi.info via handpone dalam Sidikalang, rabu (29/5/2025).
Bentuk penipuan yang marak terjadi pun kian beragam. Di antaranya adalah penipuan berkedok hadiah, pinjaman digital ilegal, pengiriman tautan berisi malware, investasi bodong, hingga serangan phishing yang mengincar data pribadi korban. Tak sedikit warga yang mengalami kerugian finansial akibat kelengahan dalam menanggapi pesan atau panggilan dari pelaku yang menyamar secara profesional.
Data dari berbagai lembaga keamanan digital menunjukkan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat kasus penipuan digital yang tinggi di Asia Tenggara. Sayangnya, penanganan kasus ini sering terkendala kurangnya bukti digital dan ketidaktahuan korban mengenai prosedur pelaporan.
Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Dairi diharapkan melalui Dinas Komunikasi dan Informatika terus mendorong peningkatan kesadaran masyarakat terhadap keamanan digital. Kampanye edukatif, pelatihan keamanan siber, serta kerja sama dengan aparat penegak hukum menjadi langkah strategis untuk menekan angka kejahatan digital.
Kesadaran masyarakat adalah benteng utama. Jangan mudah percaya dengan informasi yang belum jelas sumbernya, dan jangan sembarangan mengklik tautan atau memberikan data pribadi di platform yang tidak resmi.
Dengan maraknya penipuan digital, masyarakat diimbau untuk tetap waspada, kritis dalam menerima informasi, dan lebih selektif dalam menggunakan layanan digital. Literasi digital menjadi kunci untuk melindungi diri dari jebakan penipuan yang terus berkembang.
Kabiro : (clara s)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar