Cianjur, Investigasi.info -
Pelajar Islam Indonesia (PII) Wilayah Jawa Barat menggelar acara Silaturahmi Lintas Generasi dengan tema “PII Reueus ka Kolotnakeun” di Rumah Makan Panyaungan, Jalan Raya Kamasan No. 89, Banjaran, Kabupaten Bandung, Senin (9/6/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh para tokoh senior dan sesepuh PII Jawa Barat, di antaranya: Prof. Dr. H. Ganjar Kurnia, DEA., Prof. Dr. Sanusi Uwes, M.Pd., Prof. Dr. Suganda Priatna, M.M., Prof. Dr. Asep Saiful Muhtadi, Dr. H. Ahmad Saelan, H. Udin Koswara, S.H., M.M., KH. Mamat Chusowi, Dr. Dadang Kurniadi, Dr. H. Bahudin, M.Pd., H. Maman, S.H., serta jajaran pengurus, panitia, dan tamu undangan lainnya.
Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, doa, menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” serta Hymne PII. Dalam sambutannya, tuan rumah H. Nono Sambas menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah hadir.
“Kami merasa bahagia bisa menjadi tuan rumah bagi keluarga besar PII Jawa Barat. Semoga silaturahmi ini menjadi rutinitas tahunan sebagai penanda bahwa kita masih eksis, sehat, dan diberikan keberkahan,” ujar H. Nono Sambas.
Kenangan Sejarah dan Ajakan Melanjutkan Perjuangan
H. Udin Koswara, sebagai salah satu sesepuh PII Jabar, mengisahkan perjalanan panjangnya dalam organisasi sejak tahun 1959 bersama Dr. Ahmad Saelan. Ia menegaskan pentingnya regenerasi dalam menjaga semangat perjuangan PII.
“Untuk meneruskan perjuangan PII Jawa Barat, saya melihat yang paling layak adalah Prof. Ganjar. Beliau masih muda dan penuh semangat,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, H. Udin juga menyampaikan perkembangan Koperasi PII Jabar yang saat ini telah memiliki 70 anggota, termasuk kontribusi besar dari KBPI Cianjur. Ia mengimbau kepada seluruh kader untuk bergabung dalam koperasi sebagai wadah kebersamaan dan kemandirian ekonomi.
Peluncuran Buku Sejarah PII Jabar
Selain koperasi, PII Jabar juga tengah mempersiapkan peluncuran buku sejarah berjudul “Tandang ka Langgang Meski Seorang”, yang disusun oleh Nunu Hamijaya. Buku ini merekam jejak inspirasi dan perjuangan PII Jawa Barat sejak 1947 hingga 2027.
“Kita dorong seluruh kader dan alumni untuk memiliki buku ini, agar sejarah perjuangan PII tidak hilang dari ingatan generasi muda,” tambah H. Udin.
Prof. Ganjar: “Reueus” Itu Lebih Dalam dari Sekadar Bangga
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Ganjar Kurnia mengulas makna tema acara. Menurutnya, “Reueus ka Kolotnakeun” bukan sekadar bangga kepada para pendahulu, tetapi juga bentuk penghormatan dan pengakuan akan nilai perjuangan yang diwariskan.
“Saya masuk PII tahun 1968, masih SMP, dan saat itu dilantik oleh para mahasiswa. Pengalaman di PII sangat membentuk karakter saya hingga dipercaya menjadi rektor. Kalau bukan karena PII, mungkin saya tidak akan sampai ke titik ini,” tutur Prof. Ganjar dengan penuh haru.
Ajakan Menjaga Api Perjuangan
Ketua Panitia, Drs. H. Marsa Suraka atau Kang Marsa, menyampaikan terima kasih kepada H. Nono Sambas dan keluarga atas fasilitas yang disediakan. Ia juga mengajak para sesepuh untuk tetap semangat membina kader-kader muda PII.
“PII itu ‘Tandang ka Gelanggang walau Seorang’. Jangan padamkan semangat ini. Mari kita ajak anak-anak dan cucu kita untuk ikut dalam pembinaan kader PII, di mana pun berada,” ungkapnya.
Silaturahmi lintas generasi ini menjadi bukti bahwa semangat dan nilai perjuangan PII Jawa Barat tetap hidup, menyatukan lintas generasi dalam semangat ukhuwah, keberlanjutan, dan pembinaan kader umat.
By : (NunuAchdiat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar