Aceh Timur, Investigasi.info –
Dewan pimpinan Cabang Lembaga Aliansi Indonesia Badan penelitian Aset' Negara Aceh Timur ( DPC LAI BPAN Aceh Timur) meminta dan mengharapkan pihak terkait terutama APH agar dapat segera memeriksa, mengusut dan menelusuri aliran dana desa pada kegiatan Balai Latihan Kerja (BLK) yang diduga tertutup dan tidak transparan serta merugikan desa-desa di wilayah Aceh Timur. Karena dana desa yang dikeluarkan oleh desa untuk kegiatan BLK tersebut diduga tidak transparan,
Hal itu disampaikan dewan pimpinan cabang Lembaga Aliansi Indonesia Badan penelitian Aset Negara Aceh Timur. Jumat (20/6/2024).
"Kita minta APH serta instansi terkaitdapat segera memeriksa kegiatan BLK dan dana desa yang diduga digunakan untuk kegiatan tersebut kurang transparan, serta penyelenggara nya ditelusuri untuk diminta pertanggungjawaban.
Kegiatan BLK Aceh Timur juga diselenggarakan di luar daerah kabupaten Aceh Timur yaitu di kota Langsa selama tujuh hari.
Apakah kegiatan BLK tersebut benar-benar dilaksanakan dsan menghabiskan biaya ratusan juta rupiah yang bersumber dari dana desa. Dan diduga tiap desa menganggarkan dana 8 juta. Jumlah desa di Aceh Timur mencapai 513 desa, dan itu biaya yang sangat spektakuler untuk kegiatan BLK. Ada dugaan kegiatan BLK hanya formalitas untuk mencari keuntungan.
Namun itu masih dugaan.dan memerlukan penelusuran serta pemeriksaan oleh instansi terkait terutama dari pihak penegak hukum ujar Tarmizi selaku ketua LAI BPAN Aceh Timur,
Kita tidak menuduh siapa pun, namun kalau ada kegiatan yang sumber dana nya dari dana desa itu perlu di pertanyakan transparansi nya. Karena itu dana masyarakat desa. Dan kami bagian dari masyarakat desa juga.
Menurut Tarmizi, program BLK yang berlangsung hanya selama satu minggu tersebut sangat tidak masuk akal jika tujuannya benar-benar untuk melatih masyarakat secara serius. Terlebih lagi, setiap desa dikabarkan diwajibkan menyetor anggaran sekitar Rp8 juta. Coba kalikan ,8 juta di kali 513, berapa jumlah nya. Milyaran kan? Kemana aja aliran dana itu dipergunakan?
"Bayangkan saja, jika ada 513 desa yang ikut menyetor, itu totalnya bisa mencapai lebih dari Rp4 miliar. Ini jelas patut diduga kuat sebagai indikasi terselubung proyek siluman yang hanya menguntungkan oknum tertentu," lanjut ketua LAI BPAN serta ketua organisasi media persatuan wartawan duta pena Indonesia pwdpi Aceh Timur
Lembaga aliansi Indonesia Badan penelitian Aset Negara juga menyoroti fakta bahwa kegiatan tersebut digelar bukan di Aceh Timur, melainkan di Kota Langsa. “Mengapa pelatihan yang katanya untuk masyarakat Aceh Timur malah dilaksanakan di luar Aceh Timur ? Ini perlu dipertanyakan juga dan harus jadi bahan evaluasi,” ujar nya.
Lembaga Aliansi Indonesia Badan Penelitian Aset Negara Aceh Timur meminta pihak penegak hukum dan instansi terkait agar tidak menutup mata terhadap dugaan penyalahgunaan dana desa yang diduga hanya sebagai formalitas pelatihan ini.
“Kita akan telusuri bersama rekan rekan lembaga dan media serta mengawal persoalan dan isu ini sampai tuntas. Jangan sampai dana desa yang semestinya untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa malah digunakan untuk yang tidak bermanfaat untuk masyarakat desa, ujar aktivis dan Dosen ini menutup keterangan nya.
By : (Tarmizi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar