Batam, investigasi. Info— Aktivitas dugaan penimbunan mangrove di kawasan Dapur 12, tepat di depan Marcopolo, kembali memicu keresahan warga. Dalam beberapa hari terakhir, masyarakat melihat keluar-masuknya kendaraan pengangkut tanah yang diduga melakukan pengurugan di area yang masih memiliki vegetasi mangrove aktif.
Warga menilai kegiatan tersebut berpotensi merusak ekosistem pesisir yang selama ini menjadi tempat hidup biota laut sekaligus benteng alami penahan abrasi. Kekhawatiran meningkat karena aktivitas berlangsung secara bertahap dan terlihat terorganisir.
Di tengah situasi tersebut, muncul sorotan tajam kepada DPRD dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam yang dinilai lamban turun ke lapangan. Publik menilai kedua lembaga itu seharusnya memiliki sistem pengawasan yang lebih responsif, bukan menunggu kasus ramai diberitakan media terlebih dahulu baru bergerak.
“Pengawasan lingkungan adalah tugas pemerintah, bukan menunggu masyarakat berteriak atau berita media muncul baru mau turun. DLH dan DPRD seharusnya proaktif,” ungkap seorang warga dengan nada kecewa.
Masyarakat mendesak agar kedua lembaga tersebut segera melakukan pengecekan resmi untuk memastikan legalitas kegiatan pengurugan, potensi kerusakan lingkungan, dan menindak pihak yang terbukti melanggar aturan. Warga berharap langkah cepat dilakukan agar tidak terjadi kerusakan mangrove lebih luas.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari DLH maupun DPRD Batam terkait laporan warga dan desakan publik tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar